Thursday, May 2, 2019

Cerita Pemuas Nafsu Kemontokan Sri Si Janda Kembang

Pemuas Nafsu - Sri adalah janda tanpa anak, yang meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun yang lalu. Karena hanya berdua saja dengan yang sakit-sakitan, maka Sri tetap menjanda. Sri sekarang bekerja di pabrik konveksi pakaian anak-anak, namun perusahaan menempatkan bekerja sebagai akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Saat aku melirik ke jam tanganku, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua hari yang lalu, dan aku melihat Sri mulai terkantuk-kantuk, lalu aku melihat dia untuk tidur saja, dan karena itu lebih mudah tidur di sini, aku sekarang duduk di Sri yang mulai merebahkan diri.




Tampak rambut Sri yang panjangnya terburai di atas bantal. Dadanya yang tampak bergerak naik dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Saat Sri kembali badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam. Pinggangnya yang ramping lebih menantang bisungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Sri tetap lelap dalam tidurnya.

Pikiranku menerawang, teringat aku akan Wati, yang juga memiliki buah dada montok, yang pernah tiduri malam minggu lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang membutuhkan lebih banyak di kawasan aku berpraktek. Tapi Wati ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku.

Waktu itu aku hampir-hampir tidak bisa pulang berjalan, karena burungku masih tetap keras dan mengacung setelah 'selesai' bergumul dengan Wati. Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksi, dan kini, sudah berlalu, dan aku masih memendam berahi di antara selangkanganku.

Aku mencoba meraba buah dada Sri yang sangat menantang, ternyata dia tidak memakai beha di bawah bajunya. Teraba menempatkan susunya yang mungil. dan kompilasi aku mencoba melepaskan bajunya, diaktifkan dengan mudah dapat kulakukan tanpa membuat Sri terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan, ternyata Sri tetap tertidur.

Aku mulai menikmati permainanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Sri yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Sri yang montok itu. Terasa Sri bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya, agar dia tidak menjerit.

Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Terasa sekali Sri yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang dikeluarkan dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya.


BACA JUGA >>>>  Cerita Pemuas Nafsu Abg Nakal               Threesome Di Warnet


Setalah aku yakin Sri tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku bisa meraba kulit pahanya. Ternyata Sri sangat bekerja sama, dia gerakkan bokongnya dengan mudah Sebaliknya aku bisa menurunkan roknya dengan celana, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Sri yang mulus, dengan bulu tumbuh yang tumbuh sulit di pangkal pahanya itu.

Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh di bibir bibir besar. Di tengah atas, ternyata klitoris Sri sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa Sri agak menggerakkan bokongnya, pasti dia memegang gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu.

Sri dibuka aku bermain dengan bibirnya, dan terasa mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Sri mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terasa sulit karena keterlibatanku semakin membesar dan semakin menegang.

Sementara itu, aku membantu Sri melepaskan celana panjang dan celana dalamku bersamaan, sehingga sekarang kami telah bertelanjang bulat, lalu bersama-sama di lantai kamar, sementara itu masih nyenyak di atas tempat tidur.

Mata Sri tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi rambut pinggiranku, dan batang kontolku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan tanganku yang membesar di ujungnya dan tampak merah berkilat.

Kutarik kepala Sri agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala pertaruhan ke arah bibirnya yang mungil. Ternyata Sri tidak canggung memulai mulutnya dan menggerakkan kepala melepaskanku dengan lembutnya. Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sementara tanganku menemukan buah minumanku.

Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku semakin membuka mulut Sri. Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kontolnya. Aku mainkan klitoris Sri, yang meminta menggelinjang, saat aku rasakan donor Sri mulai membasah, aku tahu, tiba sudah dekat.

Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Sri, dan kudorong Sri hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Sri mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, jadi aku mudah menempatkan diri di atas badannya, dengan dada memulihkan buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku bergantung di kedua pahanya yang makin dilebarkan.

Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku terkumpul bulu kontol Sri, lalu aku geserkan agak ke bawah dan sekarang terasa kepala pertempuranku di antara kedua bibir dikumpulkan dan mulai dibuka mulut bernapasnya.


Kemudian aku dorongkan batang pembukaan, dibuka-buka untuk menyusuri liang sanggama Sri. Terasa agak seret majunya, karena Sri telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku maju terus batang kemaluanku sampai akhirnya tertahan oleh dasar pembunuhan Sri. Poker

Ternyata pembunuhanku cukup besar dan panjang untuk Sri, namun ini hanya muncul saja, karena segera terasa Sri mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku bisa mendorong batang kontolku sampai habis, menghunjam ke dalam liang pembakaran Sri.

Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Sri sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis.

Gerakan bokongku membalikkan berahi sri yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang menembakku terasa di remas-remas oleh liang angin sri yang semakin membasah.

Tidak terasa, Sri terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Sri, aku belum mau melakukan gaya yang barangkali akan membuatku kaget, aku teruskan gerakan aku menerima irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang sangat sangat.

Sekitar 40 menit kemudian, diputar dengan jeritan kecil Sri, aku hunjamkan seluruh batang kontolku dalam, kutekan dasar Sri dan seketika kemudian, terasa menggalikuk menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang birahi Sri dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu.

Terasa badan Sri melamas, dan aku tergelincir badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergolerir dalam jepitan liang pembunuhannya. Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Sri yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya,
"Sri, terima kasih, terima kasih .....


No comments:

Post a Comment