Saturday, May 18, 2019

Cerita Pemuas Nafsu Kimcil Gadis Perawanku Yang Panas

Pemuas Nafsu - Minggu sore hampiir pukul empat. Sesudah menonton CD dewasa sedari pagi pembunuhanku tak mau diajak kompromii. Sii adek keciil iinii keppingin segera disarungkan ke perempuan.

Masalahnya, rumah sedang kosong melompong. Isteriku pulang kampung sedari kemariin sampaii dua harii mendatang, kerana ada kerabat punya hajat meniikahkan balik. Anak tunggalku iikut mamahnya.

Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu berbariing di ranjang. Namun pembunuhanku tetap tak berkurang reaksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagiian ujungnya.

“Wah gawat gawat niih. Nggak ada target lagii. Salahku sendiri uga sih nonton CD dewasa sehariian ”, gumamku.

Aqu bangkiit darii tiiduran menuju ruang tengah. Mengambiil segelas aiir lalu menghiidupkan tape deck. Lumayan, tegangan sedikit mereda. Namun ketiika ada viideo kliip musiik barat sedikit seronok, remajaku kembalii berdenyut-denyut.

Nah, beliingsatan sendiri jadinya. Sempat terpiikiir untuk jajan saja. Akan tetapi cepat kuurungkan. Taqut kena penyakiit kelamiin.

Salah-salah biisa ketularan HIIV yg belum ada obatnya sampaii sekarang. Kuiingat-iingat kapan saja terakhiir kalii barangku terpakaii untuk menyetubuhi Isteriku. Ya, tiiga harii lalu. Pantas kiinii adek keciilku uriing-uriingan tak karuan. Soalnya dua harii sekalii harus nancap.






"Sekarang miinta jatah ..". Sembari terus berusaha duduk, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang belum tersentuh.

Tiiba-tiiba piintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks dan mengaliihkan pandangan ke arah suara. Ericha anak tetangga mendekat.

“Selamat sakit Om. Tante ada? "

“Sakit .. Ooo Tantemu pulang kampung sampaii lusa. Ada apa? ”

"Wah giimana ya .."

“Siilakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa ”, kataqu ramah. ABG berusiia sekiitar liima belas tahun itu menurut. Dia duduk di kursi kosong.

“Tidak, perlu apa dengan Tantemu? Mungkiin Om biisa bantu ”, tuturku sembari membuka wanita yang mulai mekar itu.

“Anu Om, Tante janji tabloid mau miinjemii terbaru ..”

"Tabloid apa siich?", Tanyaqu. Mataqu tak lepas dari dadanya yg terlihat mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis niih.

"Apa saja. Pokoknya yg terbaru ”.

"Oke siilakan masuk dan piiliih sendiri".

Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalem. Dia sedikit ragu-ragu mengiikutii. Di ruang tengah aqu berhentii.


       BACA JUGA >>>>  Cerita Pemuas Nafsu Serasa Surga Dunia Ngewe Dengan     Cewek Perawan

"Carii sendiri di rak bawah monitor itu", kataqu, kemudian membantiing akhir di sofa.

Ericha segera jongkok di depan monitor membongkar-bongkar memuat tabloid di situ. Piikiiranku mulaii usiil. Kunontonii dengan leluasa badannya darii belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG berumurnya. Piinggulnya padat beriisii. Bra-nya membayg di baju kaosnya. Kuliitnya putiih bersiih. Ah betapa asyiiknya kalo biisa meniikmatii badan yg mulai berkembang itu.

“Nggak ada Om. IInii lama semua ”, katanya menyentak lamunan nakalku.

“Nggg .. mungkiin ada di kamar Tantemu. Carii saja di sana ”

Selama akuini aku tak mempercayainya, anak itu jadii seriai maiin ke rumahku. Namun sekarang, ketiika unggku uriing-uriingan tiiba-tiiba baru kusadarii anak tetanggaqu itu iibarat buah mangga sudah mulaii mengkal. Mataqu mengiikutii Ericha yang tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamar tiidurku. Setan berbiisiik di teliingaqu,

“Aku ingin kesempatan untuk menghentikanmu agar bisa berdenyut-denyut. Akan tetapi dia masiih keciil dan anak tetanggaqu sendiri? Persetan dengan itu semua, yg pentiing hasratmu terlampiiaskan ”.

Akhiirnya aqu bangkiit Menerima Ericha. Di kamar tidur anak-anak menonton berjongkok membongkar tabloid di sudut. Piintu kututup dan kukuncii pelan-pelan.

"Sudah ketemu Er?" Tanyaqu.

"Belum Om", jawabnya tanpa menoleh.

“Mau nonton CD bagus nggak?”

"CD apa Om?"

“Filemnya bagus kok. Ayo duduk di siinii. "

Wanita itu tanpa curiiga segera berdiri dan duduk piinggiiridur. Aku memasukkan CD ke VCD dan menghiidupkan monitor kamar.

"Filem apa siih Om?"

"Tidak menonton saja. Pokoknya bagus ”, kataqu sembari duduk di sampiingnya. Dia tetap tenang-tenang tak mudah prasangka.

“IIhh ..”, jeriitnya begitu menonton iintro beriisii ​​potongan-potongan adegan orang bersebadan.

"Bagus kan?"

"IInii kan Filem dewasa Om ?!"

"IIya. Kamu suka kan? "

Dia terus ber-iih .. iih ketiika peristiwa syur berlangsung, namun tak berhasil memaliingkan pandangannya. Memasuki peristiwa kedua aku tak tahan lagii. Aku memeluk wanita itu darii belakang.

“Kamu pingin begituan nggak?”, Biisiikku di teliinganya.

"Jangan Om", katanya akan tetapi tidak mau menguraii tanganku yg meliingkarii lehErichaa. Kuciium sekiilas tengkuknya. Dia menggeliinjang.

“Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo .. "

"Akan tetapi .. akan tetapi .. ah jangan Om." Dia menggeliiat berusaha lepas darii membeliitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya. Dia melenguh dan berhasil memberontak.

“Tenang .. tenang .. Nggak sakiit kok. Om sudah pengalaman .. ”

Tangan kananku menyiibak roknya dan menelusupii pangkal pahanya. Saat jarii-jariiku mulaii bermaiin di sekiitar pengeborannya, dia mengerang.

Terlihat hasratnya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya tetap di ranjang namun kakiinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagii segera mencercah pangkal pahanya yg masiih dibalut celana warna hiitam. Domino

"Ohh .. ahh .. jangan Om", erangnya sembari berusaha mendapatkan kakiinya. Namun aku tak peduli. Malah celana dalemnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungiil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atas.

Kliitoriisnya juga mungiil. Tak menunggu lebiih lama lagii, biibiirku segera menyerbu kemenangannya. Kuhiisap-hiisap dan liidahku mengaduk-aduk lubangnya yg sempiit. Wah masiih perawan dia.

Ericha terus menggeliinjang sembari melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakiinya menjepiit kepalaqu, muncul-olah memiinta dikerjaii lebiih dalem dan lebiih keras lagii.

“Oke Er” Maka liidahku pun makiin dalem menggeraygii dinding pembunuhannya yang mulaii basah. Liima meniit lebiih barang keni kenikmatan miiliik ABG itu kuhajar dgn mulutku. Kuhitung paliing tiidak dia dua kalii orgasme. Lalu aku merangkak naiik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hiitamnya mulai 32. Sesudah kuremas-remas buah dadanya yg masiih keras itu beberapa saat, gantii mulutku bekerja. Menjiilat, memiiliin, dan menciium putiingnya yg keciil.

"Ahh .." keluh wanita itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan keniahagia tiiada tara yg mungkiin baru sekarang dia rasakan.

"Enak kan begiiniian?" Tanyaqu sembari menatap pembicaraan.

“IIiiii .. iiya Om. Akan tetapi .. "

"Kamu pengiin lebiih enak lagii?"

Tanpa menunggu persetujuan segera dari badannya. Kedua kakiinya kuangkat ke ranjang. Kiinii dia terlihat telentang pasrah. Kemaluanku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hatii-hatii.

Dia masiih perawan sehiingga harus sabar agar tiidak kesakiitan. Mulutku kembalii bermaiin-maiin di kemenangannya. Sesudah kebasahannya kuanggap sudah cukup, kokku sudah siap kutempelkan ke biibiir kemenangannya.

Beberapa saat kugesek-gesekkan sampaii Ericha makiin terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yg masiih sempiit itu. Sedikiit demii sedikiit kumaju-mundurkan sehiingga makiin melesak ke dalem. Butuh waktu liima meniit lebiih agar kepala kemenanganku masuk seluruhnya. Nah iistiirahat sebentar kerana dia terlihat tahan istirahati.


“Kalo sakiit biilang ya”, kataqu sembari menciium biibiirnya sekiilas.

Dia mengerang. Kurang sedikiit lagii aku akan menjebol virginnya. Genjotan kutiingkatkan sambil tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher pembunuhanku mulaii masuk.

“Auw .. sakiit Om ..” Ericha menjeriit tertahan.

Aku berhenti menunggu menunggu untuk membunuh. Satu meniit kemudian aqu maju lagii. Begitu seterusnya. Selangkah demii selangkah ke depan. Sampaii akhiirnya .. “Ouuu ..”, dia menjeriit lagii. Aku ingin membunuhku. Wah aku sudah memerawanii dia. Kunonton ada seperciik darah membasahii spreii.

Aku meremas-remas buah dadanya dan menciiumii biibiirnya untuk menenangkan. Sesudah sedikit air tenang mulai menggenjot anak itu.

“Ahh .. ohh .. asshh”, dia mengerang dan melenguh ketiika mulai dari bawah di atas badannya.

Genjotan kutiingkatkan dan erangannya pun makiin keras. Mendengar itu, makiin bernafsu menyetubuhi wanita itu. Berkalii-kalii dia orgasme. Tandanya adalah ketiika kakiinya yang dijepiitkan ke piinggangku dan mulutnya menggiigiit lengan atau pundakku

“Nggak sakiit lagii kan? Sekarang terasa enak kan? "

"Ouuu enak sekalii Om."

Sebenarnya aqu pingin mempraktekkan berbagaii posiisii ​​senggama. Akan tetapi kupiikiir untuk kalii pertama tidak perlu macam-macam dulu. Memisahkan dia mulaii biisa meniikmatii. Kaliin kan kan masiih biisa dilaqukan.

Sekiitar satu jam untuk menggoyg badannya habiis-habiisan sebelum air maniqu muncrat membasahii perut dan buah dadanya. Betapa niikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aqu iinii.

"Giimana? Betul enak sepertii kata Om kan? ”Tanyaqu memari badannya yang lunglaii menerima sama-sama mencapaii kliimaks.

"Akan tetapi taqut Om .."

“Nggak usah taqut. Taqut apa siih? "

“Bunting” Aqu ketawa.

“Kan air mani Om nyemprot di luar semprotmu. Nggak mungkiin bunting dong ”Kuelus-elus rambutnya dan kuciiumii mengalami. Aku tersenyum puas biisa meredakan adek keciilku.

“Kalo pengiin enak lagii biilang Om ya? Nantii kiita belajar berbagai gaya lewat CD ”.

"Kalo ketahuan Tante giimana?"

“Ya jangan sampaii ketahuan dong”

Beberapa saat kemudian hasratku bangkiit lagii. Kalii iinii Ericha kugenjot dalem posiisii ​​menunggiing.

Dia sudah tak menjeriit kesakiitan lagii. Kemaluanku leluasa keluar masuk diiiriingii erangan, lenguhan, dan jeriitannya. Betapa niikmatnya memerawanii ABG tetangga.......

No comments:

Post a Comment