Friday, May 17, 2019

Cerita Pemuas Nafsu Serasa Surga Dunia Ngewe Dengan Cewek Perawan

Ria adalah perwakilan  asal Pekalongan, Jawa Tengah, Aku mengenalnya kompilasi kami-sama-sama menjadi peserta dalam kegiatan lokakarya bagi siswa / i. Dia peserta dari sekolah tinggi ekonomi di kota S, sedangkan aku dikirim mewakili kampusku.

Selama workshop, sebenarnya aku sudah mulai bertanya jika dia memperhatikanku, tapi aku juga tahu kalau dia sudah punya cowok. Hanya sebagian dari kami hanya sebatas SMS. Sampai pada satu jumat malam di bulan November tahun 2016, Ria menelponku. Intinya dia mengatakan bsok pagi akan ke kota Y dan meminta aku menjemputnya di terminal.

Perkiraan jika dia berangkat dari Kota S jam 7, maka jam 10 atau jam paling lambat 11 dia akan tiba di Y. Keesokan harinya pukul 10 pagi aku sudah berdiri di terminal bis antar kota di kotaku. Saat sedang mencari-cari, tiba-tiba saja dari belakang Ria mengagetkanku.

Dia tidak banyak berubah, tinggi 168 cm, rambut sebahu, bentuk menyerupai tirus mirip dengan artis Nia Ramadhani, namun tubuh Ria lebih banyak berisi, terutama dengan payudara yang menghasilkan 34 B. Saat aku terpana melihat, dia tiba-tiba saja memelukku. "Mas, aku kangen. Pengen banyak cerita sama kamu, pengen tukar pikiran dan diskusi kaya saat workshop dulu ”ungkapnya.




“Iya..iya..udah ah, ga enak diliat orang banyak” kataku sambil melepaskan pelukannya. “Mau nginap mana kamu malam ini? Masak mau langsung pulang ke S? ”Tanyaku. “Aku nginap di kost mas Ari aja boleh khan?” Jawabnya. “Mana boleh non, bisa digrebek ama orang kampung” jawabku. Akhirnya dia akan tidur di hotel melati dekat kostku, biayanya aku bantu setengah, karena dia juga tidak membawa banyak uang.

Singkatnya, setelah Ria mandi dan berganti pakaian kami berjalan-jalan keliling kota Y, selama perjalanan, dia banyak bercerita tentang berbicara dengan cowoknya yang mulai banyak ketidak cocokan dan sering diwarnai pertengkaran.

Setelah makan malam, jam 9 malam aku mengantarkan dia kembali ke hotel diambil menginap. Setelah itu aku kembali ke kostku. Pukul setengah 11 malam Ria menelponku. “Mas, aku ga bisa tidur, hotelnya serem, mas Ari kesini donk, temanin aku” pintanya. cerita seks

Maka aku pun langsung menuju hotel itu. Saat menuju kamar Ria, aku sempat melihat beberapa pasangan di, ada yang masih muda, ada pula yang sudah bertemu. Pahamlah aku ini hotel ini termasuk hotel esek-esek yang lebih banyak dibicarakan teman-teman kampusku.

Kamar yang ditempati Riaukan di ujung lorong, jadi terlihat memang lebih luas, Ria masih belum ganti baju, "aku mau k kamr mandi takut mas, lampunya kecil" jawabnya kompilasi kutanya kenapa ga ganti baju. “Ya udah, aku di sini, kamu cuci trus ganti baju tidur ya” kataku.

Sementara aku tiduran di atas spring bed, sepertinya karena takut (atau mungkin sengaja) Ria ganti baju tanpa menutup pintu kamar mandi, tentu saja aku bisa membuka kaca di depan pintu kamar mandi. Dari situ aku melihat Ria hanya mengenakan celana dalam, tanpa BH di balik daster tidurnya


BACA JUGA >>>> Cerita Pemuas Nafsu Pengantin Malam Pertama Yang Nikmat


Dengan menggunakan daster, Ria naik ke atas spring bed dan berbaring di sebelahku. Sedikit ja'im aku kemudian duduk, "kamu mau tak tunggu di sini atau aku pulang aja ke kost?" Tanyaku. “Mas Ari sini aja, khan kita ga ngapa-ngapain” jawabnya.

Aku pun turun dari spring bed dan duduk di kursi berlengan yang ada di dalam kamar itu. “Lho, kok di situ sich? Disini aja ama aku. Tempat tidurnya masih luas ”protes Ria. Dari pada diprotes terus (dan karena memang ngarepin) aku pun kembali berbaring di sebelahnya.

Lama kami terdiam, aku kira dia sudah tertidur, jadi aku kemudian membuka ikat pinggang dan retslueting celana jeansku, karena aku memang tidak biasa tidur dengan celana jeans, kadang-kadang aku hanya menggunakan celana pendek, tanpa celana dalam. “Kenapa mas? Sesak ya? ”Tanya Ria yg ternyata belum tidur.

“Iya, aku ga biasa tidur pakai jeans” jawabku. “Ya udah, buka aja, mas Ari pakai selimut ini lho” kata Ria lagi smbil menyerahkan selimut dan kemudian melepaskan badannya. Hanya aku yang bercelana dalam balutan selimut tidur disamping Ria.

Sekitar jam 3 dinihari, aku terbangun karena suka mendengar suara tangis. Saat kubuka mata, tampak di depanku Ria menangis sambil memandangku.

Aku yang bingung mulai bertanya mengapa, menjawab, tangis Ria membantah semakin kuat. Khawatir mengeluarkan tantangan oleh orang lain di luar kamar, aku menarik Ria dan mendekapnya.

Ria memelukku erat dan bercerita tentang awal mula tidak harmonisnya hubungan antara dia dengan cowoknya karena cowoknya berbicara dia untuk berhubungan badan. Benar-benar iba, aku pun mendekapnya dalam pelukanku. Lupa kapan saja aku hanya memakai celana dalam.

Makin lama saling berpelukan, kami pun makin terbawa suasana, dari saling memeluk dan berpandangan, mulai dari kami saling berhubungan dan berpagutan, rasa asin dari udara, tak kurasakan, yang ada lagi nafsu, Ria pun mulai melihat hal yang sama.

Nafasnya semakin memburu, permainan lidahnya semakin agresif, bahkan gerakannya mulai meremas lengan dan kaos yang kukenakan. Remasannya semakin lama malah menarik kaosku ke atas, malah meminta aku melepaskannya, maka kubuka kaosku dan tinggal bercelana dalam dihadapan Ria. Omaha

Melihat dadaku yang ditumbuhi bulu halus, Ria keliatan semakin bernafsu, dia memegang dadaku dan meremasnya, aku pun tak perlu berbasa-basi lagi, maka segera kutarik keatas pula dasternya, jadi dia pun tinggal pakai celana dalam.

Kami saling bertukar pandang, "mas, aku pernah menolak L ***** untuk ML sama aku, sampai dia memaksaku dan bahkan mendekap mulutku dengan bantal, tapi sekarang aku ikhlas mas, jika kamu mau jadi pacarku, aku ikhlas mau aku ke kamu malam ini ”kata Ria sambil menangis.

Aku tidak menjawab, aku kembali menariknya ke pelukanku, menghabiskan waktu untuk melepaskan semua beban yang dihatinya. Namun tak lama kemudian, dia mulai kembali mencium bibirku.

Kami pun kembali saling berpagutan, kali ini tidak ada lagi ja'im di benakku. Sambil tetap berciuman bibir, tanganku mulai meremas-remas toket dan pantatnya. Dia yang mulanya hanya meremas lengan dan dadaku, melepaskan sementara terhenti di atas perutku. Karena tak sabar, langsung diarahkan untuk memegang kontolku.

Dan dia pun menggenggam kontolku dengan kuat. Bibirku mulai turun ke lehernya, kugigit perlahan dan kuhisap-hisap jadi meninggalkan bekas merah di kulitnya yang putih, terus sampai turun mulai dadanya, kuhisap toketnya, sambil mengikat kupilin putingnya berganti, dia makin bergoyang pembohong remasan-remasan tubuhku. Aku terus menggigit-gigit pelan dan menghisap lemak, turun ke perut dan terus turun, sampai pada batas atas celana hitam yang dikenakannya.

Aku berhenti, dan memandangnya, “boleh aku buka?” Tanyaku, dia mengangguk dengan menatapku sayu. Dengan kedua tangan kubuka penghalang terakhir antara aku dan lubang kenikmatannya, bulu-bulu jembutnya tipis dan wangi menunjukkan dia rajin merawat propertinya itu.

Setelah memeknya masih sangat rapat, kuminta dia untuk melebarkan kembali, dia telah menolak, "malu mas" tapi setelah aku sedikit membantah, di mulai mulai menyebarkan, perbaiki, bagaian dalam memeknya yang berwarna merah muda.

Langsung kucium, kujilat dan kuhisap-hisap semua bagian memeknya, mulai bagian labia mayora (bener ga sich itu disebut?) Sampai klitorisnya yang membuat benjolan kacang tanah. Dan akibatnya, Ria seperti kesetanan, pinggulnya naik-turun naik seranganku ke memeknya, "udah mas, udah .. geli..aku geli ..." tukasnya. Tapi aku terus berusaha meraih bibirku ke titik sensitif itu.

Dan tiba-tiba dia berkata "maasss, aku ... mau .. pipis ...." belum sempat menarik kepalaku dari pangkal pahanya, sulit kedua paha yang menjepit kepalaku, kedua kepalaku berhasil diputuskan memeknya dan pinggulnya bertambah tinggi.

Dia menerima orgasme setelah ku rangsang dan ku oral selama 15 menit. Tak ayal cairan memeknya pun membasahi hidung dan mulutku. Aroma dan rasa yang khas membuat saya semakin bernafsu terus kuhisap semua cairan yang keluar dari lubang itu sampai habis.

Setelah jepitan pahanya agak melonggar, aku langsung kembali ke sampingnya. Kucium bibirnya sambil kubelai-belai toketnya. “Enak, ga?” Tanyaku. “Enak banget, aku sampai lemes banget. Mas Ari pasti udah sering nonton, kok pengalaman banget? ”Tanyanya * dalam suka suka ini, apakah aku jujur ​​aku sudah pernah ML sama 3 cewek sebelum dia bisa merusak suasana * maka kujawab

Aku Cuma sering liat BF aja ”“ wah, pantes, belajarnya dari film ”kata Ria sambil tersenyum dan memelukku. Setelah 1 menit, dia mencium bibirku dan bertanya “sekarang aku mesti gimana buat gentian muasin mas Ari?” Aku pun tersenyum dan melirik kontolku yang sudah keluar dari batas celana dalamku.

Dia tersenyum, lalu mulai bergerak membuka celana dalam yang aku kenakan. Dia memegang kontolku lalu bertanya "mau diapain ini mas?" Pertanyaan lugu yang meminta, tapi karena malas basa-basi lagi aku pun menjawab "masukin ke memekmu donk, tapi sebelumnya diisep dulu" dia tersenyum, lalu mulai mengocok pelan kontolku.

Setelah agak keras, dia mulai memasukkan junior ke dalam mulutnya dan menghisapnya, tetapi karena memang belum pernah (maka menurut pengakuannya) maka rasanya pun tidak terlalu enak.

Agak sakit malah, karena beberapa kali berhasil giginya. “Jangan kena gigi donk yang, sakit” kataku. “Aduh mas, maaf, aku ga bisa kaya gini” jawabnya “Mas langsung main aja yah, aku pasrah kok” katanya. Lalu dia berbaring disampingku sambil dibuka kedua diambil.

Melihat posisi itu, aku pun bangkit, kujilati melepaskan klitorisnya mulai agak basah, dia mulai mendesah perlahan. Kubasahi juga ujung titit dengan sedikit air liur, lalu mulai kugesek-gesekkan di depan lubang memeknya.

Meski mengaku sudah tidak perawan karena paksaan mantan cowoknya, akhirnya memek Ria sangat sulit ditembus. Masih sangat sempit, dan aku ga kompilasi sedikit lagi mendengar dia menjerit tertahan, "aduh mas, sakit mas ..." lalu kutunda lagi masukkan kontolku dalam memeknya.

Sambil tetap kugesek-gesek, aku mulai mendorong kompilasi kurasa sudah cukup basah, berhasil masuk kepala kontolku masuk ke memeknya. Di sinilah aku merasakan perbedaan antara Ria dengan memek milik Ika, Icha dan Eta yang pernah kurasakan seblumnya.

Jika memek yang lain terasa sangat enak, aku memeknya, jadi memek Ria terasa sangat menjengkelkan seperti baru sepertiga kontolku masuk. Maka aku pun, hanya menggerakkan kontolku maju mundur di titik itu.

Namun berbeda dengan kurasakan, Ria membalikkan sangat kesakitan dengan cara itu. “Mas, cabut dulu mas. Sakit mas ”katanya. “Ya, bentar yah, aku enak bgt nich sayang” kataku. Dia suka memegang rasa sakit, bibirnya digigit.

"Mas, udah dulu donk ... sakit nich, perih ..." katanya lagi. Sebenarnya aku ga tega, tapi aku pun merasakan kenikmatan dengan hanya bermain di permukaan memeknya itu. Akhirnya aku mengalah dan memutuskan untuk mencabut kontolku dari memeknya.

Namun sebelum mencabut, aku ingin mencoba memasukkan seluruh batang kontolku ke dalam memeknya, maka kudorong penuh kontolku ke dalam memeknya, sedalam aku bisa, namun berhasil mentok dan aku bisa bisa melihat dinding rahimnya tepat di depan kepala kontolku.

Saat ini saya merasakan perubahan pada diri Ria. Dia yang semula menahan sakit sambil menggigit bibir dan memejamkan mata, tiba-tiba matanya terbuka lebar, mulutnya menganga tertahan.

 “Mmmaaaassssss ……” suaranya tertahan dan bergetar. "Eeennnnnaaaaakkkk bbaaaannggeeettttt mmmaaasss ...." katanya. Tangannya mencengkram erat kedua lenganku.

Sesaat kemudian dia berubah semakin pembohong, setiap kali aku menarik kembali kontolku, dia berbalik memajukan memeknya seolah tidak mau melepaskan sedikit pun kontolku dari memeknya. Tangannya memelukku erat, kemudian tiba tiba-tiba mendorongku berguling ke kanan sekarang dia berada di atas tubuhku.

Dia tetap memelukku sambil menggoyangkan pinggulnya ke semua Arah, maju-mundur, kanan-kiri, depan-belakang bahkan diselingi mundur, aku yang mengubah ini mulai membuka, kuluruskan kembali kakiku dan menbiarkan tubuh Ria menguasaiku, dia menggerakkan pinggulnya untuk mencari Arah bagai kesetanan, aku berusaha mengimbangi gerakannya dengan melawan Arah setiap gerakan pinggulnya.

Tetes keringat kami membasahi kasur, tetapi keganasan Ria tidak akan berakhir. Beberapa saat kemudian tiba-tiba dia mengembalikan dalam-dalam pinggulnya. Tangan kanannya mencengkram lengan kiriku dan tangan kirinya menjambak rambutku.

Kontolku seperti diremas-remas dengan kuat oleh memeknya dan dia menjerit tertahan

"aaaaaccchhhh ……" memperkuat mengejang, kaku sesaat lalu ambruk diatas tubuhku. “Enak banget mas..enak banget… .aku pengen ******* terus ama kamu kaya gini. Enak banget ”katanya berbisik di telingaku.

Aku hanya tersenyum mendengar kata-katanya, sementara Ria masih terbaring lemas atas tubuhku, kontolku yang masih menancap dalam memeknya bergerak-gerak mencari perhatian; p dia pun mulai merasakannya, dan mulai naik.

“Mas, aku lemes banget, mas diatas aja dech, aku pasrah. Udah lemes bgt nich ”katanya. Dia lantas menjatuhkan, dan sambil membuka lebar tangannya dan melepaskan, dia berkata nakal “aku pasrah mas, perkosa aku, nodai aku sepuasmu… ..” sambil tersenyum tersenyum.

Aku pun langsung, naik ke atas pakai. Sengaja kuangkat kedua ikatan sambil kulingkarkan di pinggangku.

“Gini, biar kerasa makin enak” kataku, sesaat kemudian aku mulai mendorong kontolku masuk dalam memeknya.

Ini berbeda kedua antara memek Ria dengan memek yang lain yang pernah kurasakan, meski basah karena cairan orgasme sebelumnya, tapi kompilasi kumasukkan, tetap aja dickku rasanya seperti dijepit dengan kuat. Aku pun mulai menggoyang pinggulku maju-mundur.

Setelah melihat liarnya Ria saat kumasukkan dalam dickku, dan nikmati kenikmatan memeknya saat di permukaan, maka kucoba memainkan masuknya dickku dengan ritme 3 plus 1, yaitu tiga kali aku dorong dengan hanya menggunakan sepertiga kontolku, dan kemudian satu kali coba angkat dalam yang mencoba kontolku sedalam- di dinding rahim Ria.

Dan efeknya, meskipun diakui sudah lemas, tapi setiap kali aku dorong dalam memeknya, tubuh Ria seperti mengejang. Pinggulnya ikut terangkat setiap kali aku menarik kontolku, dan suaranya tertahan

 "mmaaasss ...." Dia terus meremas lenganku dan menggigit kuat bibirnya sendiri.

"Mmmaaasss, jangan nyiksa aku doonkk ... masukin yang daallleeem dddooonnkkk ...." Pintanya

dengan mata sayu menatapku dan suara bergetar. Karena kasihan, aku pun langsung menaikkan ritme goyanganku dengan mendorong dalam titku dalam memeknya.

Dan Ria kembali kesetanan, dia membalas setiap tusukan kontolku dengan gerakan pinggul yang ke segala arah, bahkan menentang meremas erat kedua kemenanganku sambil menakannya agar makin masuk dalam memeknya. "Mmass, dalam lagi mmaaass, masukkiinn dalem lagi ... eennaakk bangeettt masss ...."

Dan gerakan pinggulnya pun terasa terasa nikmat kompilasi memeknya terasa memijat dan meremas-remas kontolku, dan ini membuat aku pun mulai merasakan cairan lahar putih akan mulai muntah dari kontolku. “Ria, aku mau keluar sayang, aku tarik yah” kataku.

Ria mengangguk, namun mendorong pinggulnya dan membantah sebaliknya, pinggulnya membalikkan semakin terangkat ke atas, sedangkan sebaliknya semakin mengaitkan aku untuk mendapatkan masuk ke dalam memeknya.

Sementara di dalam pun kontolku terasa semakin kuat disedot, diremas dan dipijat otot-otot memeknya. Akhirnya karena tak tahan aku pun memuntahkan pejuhku dalam memeknya.

Selangkangan .. Selangkangan .. Selangkangan..dan sedetik kemudian Ria kembali mengejang, badannya kaku dengan posisi tangan diangkat pantatku jadi makin mendorong masuk kontolku dalam lubang memeknya.

“Mmaaasss… .aaaccchhhh… .eeennna aakkkk” teriaknya tertahan dengan suar bergetar. Aku segera mencabut kontolku dari memeknya dan menjatuhkan badanku disampingnya.

Kulirik jam di HPku, jam 7 kurang 20 menit. Berarti sekitar 3,5 jam kami memadu kasih dan mengejar surga dunia. Aku mencium bibirnya sambil meremas toketnya.

"Aku sayang kamu, mas ..." kata Ria. Kami pun kembali ke jam 10 pagi. Setelah itu kami mandi bersama. Setelah sarapan saya kembali mengantar terminal bus Ria ke untuk kembali ke kota S.

Sejak saat itu, aku berpacaran dengan Ria. Hubungan kami berlangsung selama sekitar 2 tahun, sampai akhirnya dia dijodohkan dengan seorang pria tetangga kampungnya di Pekalongan. Sekarang dia telah memiliki 2 anak dan tinggal di kota S.

Yang tidak pernah Ria tahu, itu dia bukan wanita pertama yang bercinta denganku, dan itu selama 2 tahun hubungan kami pun kali aku bercinta dengan wanita lain.....

No comments:

Post a Comment