Sunday, May 5, 2019

Cerita Pemuas Nafsu Skandal Dengan Guruku

Pemuas Nafsu - Hari ini hari minggu, di siang hari yang pana di sudut kota Surabaya, aku sedang berkejaran dengan waktu dan bus kota. Peluh mengalir membasahi wajah dan baju, dalam hatiku aku bertekad untuk tidak datang terlambat hari ini.

Penting bagiku untuk berkencan tepat waktu hari ini, karena aku tidak ingin mengabaikan dosen yang sudah berkali-kali memarahiku. Entah kenapa hari ini semuanya tampak tidak bersahabat denganku. Terminal bus yang terlalu ramai dengan orang-orang seperti-olah mengatakan bahwa saya harus datang lebih awal jika tidak ingin terlambat.

"Aku akan datang tepat waktu hari ini atau tamatlah sudah siap hari ini," selorohku dalam hati.




Bis yang kutunggu akhirnya berkencan juga, namun kayaknya hari ini lebih lengkap dari sebelumnya, aku kesulitan berdesakan dan masuk ke dalam bis tanpa ac yang baunya bercampur-campur antara bau keringat yang tengik dan bau yang tidak boleh mandi hari ini kurasa. Tapi dengan membulatkan tekad aku berhasil naik dan memukau aku bisa mendapatkan tempat duduk hari ini.

"Hmm, pasti ada tampan yang mau menyediakan tempat duduk untuk gadis manis hari ini," pikirku samil menoleh sambil lalu mencari pria yang memakai.

Namun akhirnya aku harus berdiri sampai bis berhenti di depan falkutasku. Ya tuhan! Aku terlambat lagi hari ini. Kali ini tunda lagi tunda sampai 30 menit, tayang hari ini tayang kecil lagi. Aku langsung berlari kencang setelah membayar ongkos bus ke pak kondektur. Rok lipit-lipit warna senada yang kupakai berkibar-kibar seperti ingin protes dengan kecepatan lariku. 

Ada seorang siswa yang hampir selalu berteriak “Sinting !!” tapi aku tak mau pedulu dan terus berlari. Payudara ku yang bertambah 36 B, dibungkus dengan BH merek merah Pierre Cardin tampang terguncang-guncang naik turun dengan semangatnya, ya memang potongan BH rendah dan kemeja yang kupakai agak diperbesar, aku hanya suka BH yang mau melorot kebawah.

Aku terus berlari dan naik anak tangga ke ruang kuliahku yang di lantai 4. Aku berkuliah di universitas swasta yang cukup punya nama di Surabaya. Sambil terus berjalan aku kembali berpapasan dengan beberapa cowok yang sedang duduk sambil duduk bercakap-cakap. Mereka bersuit-setuju melihat aku berlari, bagiku itu melepaskan menambah semangatku. 

Dengan sepatu hak tinggi berwarna hitam setinggi 6 cm tidak dapat digulung kegesitan ku. Aku sudah berada di ujung tangga kompilasi kusadari para cowok hubungan intim itu mungkin mengintip dari bawah tangga.

“Sialan !!” umpatku dalam hati, mereka pasti tahu aku memakai celana dalam merah hari ini.

Akhirnya dengan segala perjuangan aku akhirnya sampai di depan ruangan kelas, aku kemudian mengetok pintu, masuk dan langsung ke bangku yang masih kosong di belakang.

Aku masih terengah-engah kompilasi Pak Eko, demikian nama dosenku, meneriaki namaku dengan keras.

"YESSY !!, KAMU TAHU INI SUDAH JAM BERAPA ???," aku sampai meloncat kaget mendengar teriakan itu. 
"AYO KAMU KEDEPAN DULU SINI," aku mengumpat dalam hati kemudian dengan langkah berat menuju ke depan kelas.


BACA JUGA >>>>  Cerita Pemuas Nafsu Kemontokan Sri Si Janda Kembang


Aku berdiri di depan kelas menghadap anak-anak yang tiba-tiba menjadi ramai di depan kelas ada sesuatu yang aneh. Pak Eko menatapku dengan dingin, tampak seolah ingin membuka tubuhku, napasku masih sangat terengah-engah dan akibatnya payudaraku bergerak naik sesuai dengan napas ku. Kemeja putih yang saya pakai memang agak tapi terbuat dari kain yang cukup tipis, jadi samar-samar pasti terlihat warna BH ku yang menyolok, ah tapi cuek sajalah. Aku langsung mengecek ke bawah untuk melihat apakah pakaian yang aku pakai harus ditata jika tidak semestinya,

"Semuanya tampak rapi," pikirku cepat. 
“Haah, rupanya ada keringat yang tampak seperti bunga di sisi kedua ketiakku. Sial !! ”Kataku dalam hati. 
"Maaf Pak Eko hari ini, aku terlambat karena bus sangat lama datangnya," 
"Ya, saya tahu, tetapi hari ini kita sedang membahas, dan kamu tahu aturannya bisa ikut ujian ini sebelum UAS atau kamu tidak akan lulus pelajaran saya jika tidak mengikuti tes ini," jelas Pak Eko menegaskan. 
"Kamu setelah kuliah ini, silakan tunggu aku di kantor, kamu harus lulus ujian susulan atau kamu tidak akan lulus," lanjutnya. 
"Ya pak," jawabku cepat.

Mata kuliah Pak Eko merupakan mata kuliah yang sangat penting untuk diambil mata kuliah lain karena lebih mudah setiap prasyarat mata kuliah lain. Dengan mata kuliah yang telah lulus ini, semester depan hanya bisa saya ambil mata kuliah yang lain hanya yang harus diterima.

“Aku anak yang bertekad baja, aku harus lulus mata kuliah ini !!,” tekadku dalam hati.

Pak Eko, dirilis 32 tahun, perawakan besar tinggi dan berkumis, kulitnya agak sawo matang tapi cukup putih untuk ukuran lelaki. Statusnya sudah cerai dengan diundang dan sekarang hanya tinggal di salah satu kawasan elit di Surabaya, sebenarnya Pak Eko orang kaya dia punya usaha sampingan Rumah Walet di beberapa tempat. Tidak jelas Ia akan menjadi dosen yang bayarannya hanya beberapa juta ribu. Yang jelas orangnya ramah dan punya banyak teman. Teman saya pernah memergoki pak Eko di salah satu pub elit bersama di tanyai katanya bisnis.

Oh ya, namaku Yessy, aku cewekumpul 20 tahun. Sekarang kuliah semester 3 jurusan ekonomi, tubuhku langsing tapi berisi. Rambutku sebahu dan lurus seperti iklan yang di-ikatan itu lho. Banyak orang melihat dan bukan hanya orang, tetapi saya sendiri bekerja di SPG di berbagai tempat dan juga sebagai pagar ayu. Pokoknya untuk urusan pamer wajah dan badan saya pasti di ajak. Bukan apa sebenarnya, tapi memang apa kelebihanku. Aku punya banyak teman cowok juga cewek aku orang yang pintar bergaul atau memang aku cantik jadi banyak cowok yang suka senang atau memang suka sesuatu, bukan cuma cantik lho, tapi juga seksi.

Dadaku cukup padat berisi dan sesuai dengan postur tubuhku yang tinggi 162 cm dan berat 50 Kg, Kukira itu ukuran ideal yang diinginkan setiap wanita. Kadang-kadang aku orangnya sering keluar dimuka umum tapi aku awalnya agak pemalu, aku tidak beruntung berbicara sambil menatap mata orang, hanya kadang-kadang aku harus PeDe karena di bayar untuk itu. Tentu bukan hanya payudara ku saja yang indah, kulitku juga putih dan betisku mulus menantang setiap mata yang mampu menjelajahinya. Aku rajin merawat tubuh di berbagai salon karena menurut bosku lebih layak jual, mau apa maksudnya. Mungkin membeli produk yang lebih besar atau bisa digunakan untuk SPG.

“Yessy, hari ini bapak tidak masuk kantor lagi karena ada urusan penting yang tidak bisa di tunda. Kalau kamu betul ikut tes ini, nanti hubungi bapak agak sakit ya. Kalau sudah kali ayah sudah enggak bisa terima kasih lagi, bisa kamu ulang tahun depan ya? ”Ucap Pak Eko membuyarkan lamunan ku.

Ternyata di kelas tinggal aku hanya. Entah sejak kapan bubar, kayaknya aku terlalu banyak melamun hari ini.

“Saya mau lulus semester ini pak, bagaimana kalau ayah tidak boleh nanti sakit saja tesnya kalau di rumah bapak malah saya mau yang penting bapak mau meluangkan waktu untuk saya” kataku gugup karena pikir saya baru terputus dan diubah. 
“Kamu tahukan nomor HP bapak kan? Ya sudah terlambat sakit bapak tunggu ya, ”Lanjut pak Eko cepat langsung menunggu pergi.

Sub bab 1b. Kapan pun di awali dengan 'manis'

Selai empuk kompilasi lulusan hari ini selesaikan, aku tidak selesaikan pulang lagi, sambil melirik selai menebak di tangan kiriku, janjiku dengan Pak Eko adalah selai 4.15 aku harus kembali lagi, tidak mau melapor ke rumah lagi tok tidak ada orang di rumah ku . Aku tinggal sendiri karena aku bukan orang Surabaya, aku anak di pulau luar, aku tinggal di rumah kontrakan kecil yang tetangganya pun aku tidak tahu kenal. Kuliah di Surabaya. Ya aku memang cewek bertekad baja.

“Aku naik ojek sajalah ke rumah Pak Eko biar tidak sampai” pikirku.

Benar juga tidak sampai 10 menit aku sudah berdiri di depan sebuah rumah mewah berlantai 2 Pak Eko juga senang baru pulang jadi kami sama-sama masuk ke rumah. Pak Eko kemudian meminta waktu untuk mandi sambil dan mempersilakan saya duduk di sofa sambil meminta yang mahal. Begitu pak Eko hilang dari pandangan mataku aku berdiri dan melihat-lihat sekelililing.

Aku terkagum-kagum melihat koleksi lukisan pak Eko yang indah-indah. Tiba-tiba ada geraman di belakangku, entah dari mana datangnya tapi dua ekor doberman besar sudah ada di belakangku dalam jarak kurang dari satu meter. Doberman-doberman ini cukup besar dan tinggi. Mereka mulai menggeram-geram dan maju perlahan. Aku takut sekali tapi aku tidak berani lari karena pasti di kejar dan bisa di gigit. Aku hanya maju ke dinding dan diam mungkin anjing itu akan menganggap aku tidak disetujui dan pergi. Hanya butuh 1/4 meter lagi. Aku ingin berteriak tetapi takut mereka sudah menambahkan galak lagipula pak Eko menunggu tidak terdengar dari kamar mandi. Aku hanya bisa menutup mata dan berharap yang indah-indah.

Dalam kegelapan tiba-tiba semua hening, anjing-anjing itu pasti sudah pergi, aku mencoba membuka mata dan menoleh kompilasi tiba-tiba terasa hangat di… Astaga !! di bagian atas lutut belakang. Salah satu doberman itu sudah sangat nyaman sehingga bisa nyaman di kulitku yang mulus itu. Ia mulai menjilat-jilat bagian belakang pahaku, semakin lama semakin ke atas. Aku mulai mendapatkan geli tapi tidak sulit bergerak sedikit, jilatan itu menjadi semakin pembohong seolah-olah pahaku ada rasa, yah .. mungkin bau dari keterlibatanku, dan keringat yang mengering. Aku pernah menonton TV yang mengatakan suka suka lawan jenis suka sebelum memulai hubungan seks. Jilatan itu semakin naik sampai ke sela-sela paha bagian belakang dan mulai tentang celana dalamku.

“Ooohh, celana dalamku pasti basah nih” pikirku.

Ludahnya terasa sekali jumlah dan hangat juga geli. Aku mulai merasa terangsang karena jilatan itu. Doberman tersebut semakin bersemangat. Kayaknya ia tertarik dengan celana dalam merahku karena ia sudah tidak menjilati paha lagi tapi sudah menjilat celana dalamku. Kurasakan melepaskanku karena cairan melepaskanku sendiri seiring dengan ekstasi kesenangan yang aku rasakan.

Aku tiba-tiba terpikir bagaimana kalau celana dalamku di korbankan saja ke anjing itu, tapi bagaimana dengan anjing saja yang menonton bagaimana ia mau juga tapi kayaknya, oh syukur lah, hanya tinggal pakai saja. Aku memberanikan diri untuk mengangkat rok dan melucuti celana dalamku. Ceme Keliling

Anjing itu menurut aja untuk menunggu harus tahu jika celana dalam itu akan menjadi mainannya. Ia mundur dan membiarkan aku melucuti celana dalamku. Celana itu meluncur turun dengan cepat dan kulempar yang jauh. Tak disangka anjing itu langsung mencari celana dalam itu dan memberi tahu aku tempat kosong dan waktu untuk lari. Aku langsung lari dan mencari tempat yang aman.

“Harus tempat yang tidak bisa di jangkau anjing tersebut,” Pikirku cepat.

Kulihat di kebun belakang ada bangunan khusus air mancur dan cukup tinggi tapi harus dipanjat sedikit. Aku langsung berlari kesana dan memanjat lalu berdiri diatasnya. Akhirnya aman juga, jadi pak Eko selesai mandi aku langsung diterima minta tolong. Anjing itu sedang menunggu, telan dan di gigit-gigit.

“Harganya Rp 200.000, mati aku, baru beli lagi,” pikirku.

Tiba-tiba aku panik bagaimana menjelaskan semua ini ke pak Eko ya? Lagipula sekarang ia harus diantisipasi oleh Eko karena tidak mungkin ia meloncat ke bawah, Bagaimana bisa dilihat dari bawah oleh pak Eko apakah aku tidak mau memakai celana dalam? Atau haruskan dia terima terang hanya untuk pak Eko juga akan tahu kalau aku tidak pakai celana dalam?

Tiba-tiba pak Eko muncul dari dalam rumah dan berkata "Lho Yessy, kamu kok di atas sana?" 
“Menghindari anjing bapak” jawabku. 
“Anjingnya sudah bapak usir keluar ayo bapak bantu sampai kamu” kata pak Eko sembari maju kembali. 
"Aku bisa kok kok aku lompat aja" jawabku lagi.

Aku mau ketahuan kalau enggak pakai celana dalam. Pak Eko meminta tolong saya pergi mengambilkan kursi untukku. Akhirnya sampai juga di bawah lagi sekarang tinggal ambil celana dalam itu yang pasti sudah bawa anjingnya di lantai. Mataku langsung cepat menyapu lantai mencari benda itu sebelum terlihat pak Eko. Aku menunggu sibuk lantai kompilasi pak Eko datang lagi sambil berkata,

“Ini punyamu ya?” Ditangannya celana dalam ku merah yang sudah kuyup basah dan penuh gigitan. Ini sangat memalukan masak celana dalam saya di pak Eko terus basah lagi. 
“Iya pak, semua itu gara-gara anjing bapak, terima kasih pak,” jawabku gugup sambil menyambar benda itu dari tangan pak Eko. 
“Nanti bapak ganti deh, maafkan anjing bapak” kata pak Eko sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Berdiri di depan pak Eko dengan rok sependek ini dengan kenyataan tidak mengenakan celana dalam membuatku terangsang lagi. Cairan membunuhku pasti menetes ke lantai nih, "Oohhh aku sudah tidak tahan lagi" pikirku dalam hati.

Benar aja dugaanku tiba-tiba setitik cairan menetes kelantai di iringi tetes berikutnya. Hal ini terlihat jelas oleh pak Eko yang sedang diterjemahkan sedang menunduk.

“Oh, kamu pingin pipis ya? Itu ada kamar mandi. Bapak tidak punya celana dalam wanita buat gantinya tapi kalau mau bapak ngajak kamu ke mal untuk beli gantinya sekarang, ”tawar pak pak Eko.

Saya tidak menjawab langsung aja ngeloyor ke kamar mandi. Pak Eko memandangku sampai aku masuk ke kamar mandi.

“Bapak-bapak boleh keluar sekarang” ucap pak Eko.

Tampak dari sebuah ruangan sebelah yang melengkapi kaca cermin 1 Arah keluarlah beberapa orang laki-laki setengah baya. Salah satu dari mereka yang kaya dan peranakan tionghoa. Pengusaha Kelihatannya Ia yang sukses. Sementara yang lain kelihatan adalah kaki-kaki.

“Pak Bobi, bagaimana anjing saya pak? Anjing ini khusus di Eropa untuk meniduri wanita yang ditemuinya sangat hebat dan ahli di bidangnya. Dapatkan saya 750 juta masuk akal sekali pak? ”Jelas Pak Eko. 
“Seperti yang telah bapak saksikan sendiri dia dari belakang cermin tadi, anjing-anjing ini dapat mendukung dan melakukan inisitiaf sendiri, mereka bisa mencium bau perempuan dari jarak berkilo-kilo jika bapak mau pun dia bisa berhubungan seks dengan wanita tanpa perlu di bimbing asal Wanita itu tidak disetujui dan dilewatkan, ”lanjut pak Eko jelas.
“Oke, mari kita bahas aja yang penting. Kamu harus meminta Anda. Terima kasih, lihat, gratis, dan sekaligus lihat kemampuannya,” kata Pak Bobi sambil menepuk pundak pak Eko, “Dan aku mau wanita yang bisa digunakan dalam acara itu, dia tampak putih dan sedang mencari juga seksi saya suka dia, ”lanjut pak Bobi.

Pak Bobi langsung pamit dan keluar di depan sudah menunggu BMW seri 7 terbaru berwarna hitam gress dengan supir yang dipilih putih-putih. BMW itu melaju cepat meninggalkan kediaman pak Eko.

Sementara itu Yessy sudah selesai mencuci dan mengelap keringnya yang basah karena jilatan anjing tersebut. Celana dalam tidak bisa dipakai kembali karena jijik dengan ludah dan lendir dari anjing terebut, ia bahkan akan membuangnya jika sudah bisa yang baru. Tentu saja ia suka dengan ucapan Pak Eko yang disambut untuk menggantinya dengan yang baru. Ia keluar dengan rok tanpa celana dalam. Terasa dingin karena angin bertiup di bawah kendalinya. Ide tentang jalan-jalan di mal tanpa mengenakan celana dalam cukup memalukan sesuai dengan selera lelaki yang menemaninya mengetahui hal itu. Tapi tidak ada pilihan lain untuk tes yang harus dilakukan hari ini. Demi kelulusan yang dia cita-citakan selama ini.


Pak Eko menghampiri dia sambil membawakan segelas besar jus leci yang enak dan enak disajikan.

“Sebagai rasa senang saya ini hidangan sekadarnya, maaf jika tidak ada makanan, nanti keluar makan aja sekalian sekarang di minum dulu lalu saya tunggu di mobil” tukas pak Eko.

Aku minum dengan cepat sampai tumpah sedikit di kemejaku tepat di bagian payudara sebelah kiri rasa dingin langsung menyergap ke dalam. Aku tidak suka kamar mandi lagi langsung kulap saja pakai tangan dan berlari ke mobil yang sudah menunggu di depan.

Sub bab 1c. Di mal, permainan di mulai.

“Kamu ulang tahun depan ya” ucapan pak Eko membuyarkan keheningan di mobil, “Maaf walau ada kejadian tadi tapi semuanya kan berawal dari pembicaraan kamu” lanjutnya. 
"Saya harus lulus apa pun" pintaku. Apapun hasilnya. 
“Kalau begitu nanti tesnya lisan aja di mal ok, kan kamu terima apa saja” tawar pak Eko. 
“Oke” kataku cepat seolah tidak ingin dia berubah pikiran.

Lalu turun dari parkir saya langsung berjalan menuju department store sementara pak Eko ikut di belakangku. Pak Eko menyarankan agar Yessy menyampaikan dia dan mungkin sudah tahu jalan, Pak Eko langsung menuju ke tempat penjualan pakaian dalam department store tersebut. Agak kagum namun di telan aja kekaguman itu, perhatian Yessy tertuju di setumpuk celana dalam yang bermerek sama dengan BH nya saat ini. 

Ia telah meminta kompilasi seorang pelayan mengatakan bahwa celana dalam itu boleh di coba di kamar pas. Sedikit aneh bukan? Seharusnya celana dalam tidak boleh di coba? Ah tapi persetan dengan keanehan itu yang penting aku sekarang sudah kedinginan dan sudah mulai terangsang lagi.

Kamar pas dengan cermin di dua sisi. Karpet agung sempit tapi cukup terang. Ia membuka pintu dengan baik dan membuka roknya. Tampak gembiranya menyembul sedikit kemerahan dan tampak mengkilap di bawah siraman lampu. Ia mengangkat kursi ke atas kursi yang ada di ruang ganti tersebut sambil menunggu perjalanannya yang basah. Rambut kemaluannya nampak cukup lebat dan subur sekali. 

Kemaluannya memiliki bibir yang mungil yang mampu mengundang semua "kumbang" untuk berduyun-duyung mengerubunginya. Bukan hanya “kumbang” mungkin kumbang juga akan berduyun-duyun mengerubunginya, mungkin siapa tahu. Bau dari kampanye sangat berbeda setiap cewek bisa memiliki bau yang berbeda namun ahli tetap membedakan mana dari donor mana bau dari ketiak.

Setelah usap-usap sampai tampak kering barulah ia mengenakan celana dalam tersebut. Astaga celana dalam seksi sekali di pinggulnya, kenapa tidak terpikir dari dulu ya? Dia berputar-putar diputar untuk benar-benar sempurna dan bergerak keluar tanpa membukanya lagi. Sampai di depan tampak pak Eko lagi bercakap-cakap dengan sang pelayan tersebut. Pak Eko memberi kode apakah cocok dan ia mengiyakan, selanjutnya uang pun pindah tangan ke laci kasir.

"Sekarang ayo kita makan sebelum tes di mulai" perintah pak Eko sambil menggandeng tanganku, reflek aku menarik tanganku tapi kembali di pegang pak Eko kali ini agak sulit jadi aku takut dan menurut aja tokh selesai ini selesai sudah.

Kami makan di sebuah kafe yang memiliki kursi sofa berbentuk L dan tampak sangat pribadi mungkin karena kafe yang agak remang-remang dan orang yang tidak mungkin hanya memiliki 3 meja yang ada penghuninya. Kami memilih meja di sudut dan mulai memesan makanan. Pak Eko memesan steak ayam dengan segelas nescafe dan aku memesan salad semangka, nasi goreng spesial dan Teh Lemon. Aku betul betul lapar begitu begitu di tawari makanan ini aku mengangguk aja. Aku menunggu menunggu kompilasi tiba-tiba aku bisa menerima ada di bawah rokku.

Tangan pak Eko yang kasar meraba pahaku yang mulus. Aku mau berteriak tapi tidak enak kalau Cuma pak Eko tidak sengaja benar kan. Aku memandang pak Eko tiba tiba tiba pak pak Eko menciumku. Aku langsung kaget dan mundur sambil berkata

“Maaf, Bapak jangan begitu” tapi pak Eko membalas dengan mengatakan bahwa tesnya akan saya beri sekarang.

Tiba-tiba terpikir bahwa bisa saja tes di ganti dengan pelukan dan kencan kilat seperti biasa di halalkan dosen dosen tertentu. Ah menurut sajalah. Tangan Pak Eko mulai merajalela dan semakin ke atas meraba daerah donorku. 

Kontan aku lagi karena menyenangkan nikmat dan geli, aku mulai menuruti permainan pak Eko kompilasi aku ada di mal, di dalam cafe © dan sedang menunggu makanan, dan mungkin saja ada orang yang melihat. Saya berusaha memperbaiki dan melihat jika-jika ada yang melihat tapi sia-sia. Jari Pak Eko sudah berada di celana dalamku di gosok-gosokan ke kontolku yang basah. Rangsangan yang diberikan semakin aku mulai diisi dan merintih nikmat.

Tiba-tiba Pelayan entah bagaimana sudah ada di dekat situ. Bagaimana kalau dia melihat kami berciuman? Ah itu sudah jelas dan mungkin lumrah. Tapi bagaimana jika ia melihat tangan Pak Eko berada di bawah rok ku? Tiba-tiba semua kembali lagi pak Eko dan menerima makanan kami dan menerima terima kasih. 

Pelayan itu meninggalkan kami sesaat kemudian. Pak Eko kemudian menunjukkan jarinya yang basah oleh lendir pembunuhanku. Basah sekali sampai aku kaget dan malu apa aku jadi aku sebasah itu. Lendir itu khusus mengubah kompilasi dekatkan ke hidungku. Aku malu sekali belum pernah semalu ini di depan umum. Apalagi kompilasi pak Eko mencium bau lendir tersebut dekat hidungnya. Dunia rasanya mau runtuh aja. Tiba-tiba Pak Eko tersenyum dan menatapku dan berkata kamu lulus tes nomor satu.

Tiba-tiba entah kenapa aku pingin pipis setelah selesai makan, mungkin karena cairan yang aku minum terlalu banyak sejak tadi. Saya mengatakan hal itu kepada pak Eko dan meminta izin kebelakang. 

Pak Eko mempersilakan aku langsung lari ke kamar mandi terdekat. Eh .. Ternyata sesampaiku ada kamar mandinya rusak karena mungkin bersihkan, aku tidak lulus dan naik ke lantai berikutnya yang ini juga rusak. Sementara otot lubang kencingku mulai berteriak-teriak seperti lagi,

“Tolong kucurkanlah airnya, siram api itu” kalau andaikata otot tersebut bisa bicara.

Menunggu kencingnya sudah diujung mau meluncur keluar aku menaiki eskalator ke lantai berikutnya, di sini malah kamar mandinya tidak ada. Akhirnya dengan langkah gontai dan tahan pipis yang semakin aku ingin kembali ke kafe © dengan harapan pak Eko mencari letak toilet yang lain. Pak Eko masih minum kopi aku sampai dan langsung duduk kembali.


"Semua toilet rusak pak" jawabku putus asa. 
“Buka saja celana dalammu dan pipis di sini” kata pak Eko ringan seolah-olah jawaban itu sangat bijaksana.

Wajahku memerah seketika mendengar jawaban itu, malu rasanya saking hebatnya sampai-sampai pipisku muncrat sedikit.

"Bagaimana mungkin pak" Jeritku pelan, 
"Buka dulu celana dalam kamu dan taruh di atas meja" perintah pak Eko.

Hatiku langsung berdegup kencang dan wajahku jadi semakin merah. Tapi aku takut dan menerima aja pak Eko. Aku mengangkat rokku sedikit dan melucuti celana dalam ku sambil duduk sambil menunggu menunggu cemas tidak ada orang di kafe © itu yang tahu. Celana dalam itu kuserahkan ke pak Eko yang kemudian di taruh di atas meja. Selanjutnya saya menunggu petunjuk pak Eko. Pak Eko mengambil gelas kosong bekas teh lemon yang tadi kuminum dan menyodorkannya ke aku, sambil berkata,

"Kamu pipis aja ke gelas ini, tokh tidak ada yang tahu kalau itu lemon tea atau pipis kamu".

Hatiku langsung mendengar perintah itu. Tapi itu mungkin satu-satunya jalan. Meja tempat kami duduk bukan tipe tertutup hanya karena kursi sofa sehingga meja bisa ku atas sampai dada dan juga meka cukup lebar Ya cukup tertutup dan rendah sehingga orang tidak mudah melihat apa yang terjadi di bawah meja tetapi bisa dengan mudah menjulurkan kepala di bawah meja pasti akan terlihat pemandagan indah.

Aku menerima gelas ini dengan tangan gemetar aku akan memposisikan duduk di kursi agar bisa meletakan gelas di bawah gelasku. Aku tidak tahu pasti mana gelasku sudah tepat atau belum yang pasti aku harus membuka paha lebar, tangan kanan ku memegang gelas dan tangan kanan ku membuka lebar bibir, gelas kuposisikan tepat di mulut membuka mulutku tiba tiba tiba pak Eko bertanya,

"Jangan pipis dulu jaga aba-aba dari saya, dan jangan pipis terlalu kuat bunyinya itu lho bisa memancing perhatian orang,"

Saya kemudian melihat pemandangan tampak laki-laki yang duduk berhadapan tetapi tidak memperhatikan kami. Andaikata mereka menundukan badan kebawah sudah pasti mereka melihat jarak meja kami Cuma 1,5 meter saja. Mereka tepat berhadapan dengan kami, tadinya mereka tidak ada entah bagaimana bisa berada di situ.

“Oke Yessy, kalau sudah siap aku hitung sampai 3 dan kamu mulai pipis, 1 .. 2 .. 3” demikian aba-aba dari pak Eko.

Aku pipis dengan pelan tapi stabil, muncratan pertama agak keluar dan membasahi jariku dan mungkin juga lantai, tapi begitu pipis keluar jadi tidak perlu tumpah lagi. Aku betul-betul sudah tidak tahan lagi semenit pasti aku sudah pipis di sofa tersebut. 

Tiba-tiba pak Eko mengundang pelayan di meja sebelah, aku baru mengeluarkan 1/3 dari seluruh kencingku, kompilasi pelayan ini dengan sigap mendatangi mejaku.

Tiba-tiba saya sadar celana dalamku sudah tidak ada di atas meja. Celana dalam ini berada 1/2 meter di depan mejaku yang akan meminta tahu aku sedang pipis ke dalam gelas, dan dia pasti akan mendapatkan pemandangan yang sangat indah. Bibir diterbitkan yang dibuka, gelas yang berisi separuh cairan pipis kekuningan, dan lubang diterbitkan yang diterbitkan pipis kekuningan, diputar yang cukup indah bukan hanya untuk kelas A

“Tolong ambilkan celana nona ini jatuh di depan itu pak” Pak Eko meminta tolong mengambil celana dalam yang jatuh di depan meja kami.

Pelayan itu membungkuk dan mengambil celana dalam itu. Semua terjadi begitu cepat hingga tidak dapat menghentikan kegiatan ini. 

Dalam hati saya mau pingsan aja, pasti pelayan itu melihat saya pipis, oh tidak, pelayan itu kemudian tiba dan sambil tersenyum sambil menyodorkan celana dalam itu ke saya, kedua tangan saya sedang sibuk di bawah kompilasi saya disodori celana dalam itu. Pelayan itu berubah merah karena malu dia kayaknya kaget sekali kompilasi tadi memungut celana itu.

“Taruh aja di meja itu, terima kasih pak” jawabku tahan malu dan mukaku merah. 
“Kamu ini bagaimana sih Ya, masak orang sudah angkat barang kamu, tolong baik-baik saja kamu masak suruh taruh di meja itu kan celana dalam yang tidak sepatutnya berada di meja” sergap pak Eko, “Terima dengan tangan kamu kamu, sekarang dan membungkuk kirimikit sambil naik terima kasih, ayo cepat !! ”Lanjut pak Eko setengah marah-marah.

"Tapi ..," kencingku meluncur lebih deras dan tidak berdaya, tanganku tidak mungkin kuangkat, Aku sadar pak Eko sedang mempermalukan ku di depan pelayan ini. 
"Tapi aku tidak bisa pak" pintaku memohon. 
"Ya, sudah selesaikan dulu kerjamu baru terima celana itu dan lakukan yang aku perintahkan" lanjut pak Eko penuh wibawa.

Semua selesai kompilasi aku selesai memuntahkan seluruh kencing ke dalam gelas, tepat segelas penuh. Aku jadi sadar gelas ini harus kuangkat atas meja masuk kedua tanganku kosong. Aku mengangkat gelas itu dengan gemetar kutaruh di atas meja dan kemudian aku berdiri dan menerima celana dalam itu dan mengangguk terima kasih.

Pelayan itu tampak melihat semua yang terjadi kompilasi dia tersenyum penuh arti kepadaku sambil menyodorkan celana dalam tersebut.

"Minumannya sudah tidak diminum lagi, biar saya angkat" 
"Sabar dulu belum habis diminum, ada yang buru-buru, ayo Yessy, habiskan dulu minuman kamu" Pak Eko minta agar tidak terjadi apa-apa juga.

Yessy langsung syok begitu melihat segelas penuh kencingnya sendiri dalam satu-satunya gelas yang berisi “minuman”. Matanya menoleh ke pak Eko sambil berharap pak Eko tidak berharap dia untuk meminum "minumam" dalam gelas itu.

“Ayo habiskan jika tidak enak bisa ditambahkan gula” sambil mengambil sedotan di atas meja dan memasukan ke dalam gelas tersebut.

Aku malu lagi harus meminum air kencing sendiri dalam gelas tinggi yang di beri sedotan lagi dan bukan lagi di saksikan juga oleh 2 orang yang hanya ingin tahu dan juga tahu itu air kencingku sendiri. Tanganku gemetar memegang gelas yang hangat dan memasukan sedotan ke mulutku. Rasanya seperti berabad-abad dan kedua orang di depanku menunggu dengan penuh senyuman melihat aku minum.

Rasanya sedikit asin dan baunya sangat pesing. Warnanya kuning dan penuh busa. Nasi goreng di perutku rasanya mau keluar semua kompilasi cairan kuning itu mulai membasahi tenggorokanku dan lambungku. Minum segelas penuh, lama sekali, harus dihisap sampai habis selesai, dan menjilat gelas tersebut. Pelayan ini mengambil gelas ini dan diangkat ke atas sambil berkata

"Wah, ini bagus ya minumnya, mau tambah lagi" 
"Tiiidak ..," Tangisku.

Kami membayar lalu keluar dari Café diiringi. Ucapan terima kasih dari pelayan tersebut sambil menunggu

"Lain kali datang lagi ya".

Aku hampir pingsan kompilasi pelayan ini membisikan sesuatu ke telingaku.

"Gelas itu tidak akan pernah ku cuci akan di taruh di atas pajangan dan di beri tulisan 'Yessy meminumnya sampai Habis' setiap kali kamu datang aku akan membahas acara ini untuk tamu yang ada"

Lututku langsung lemas .......


No comments:

Post a Comment