Sunday, April 14, 2019

Cerita Pemuas Nafsu Nikmatnya Jeritan Tante Suvii

Pemuas Nafsu - Aq mendapat kisah yang asyk dan tak bisa terlupakan padahal kisahnya kira kira 1 tahun yang lalu tapi rasanya baru kemarin aq rasakan, kisah ini berkisah tentang rumah tangga dari pamanku dan pamanku baru bisa melangsungkan pernikahannya sehingga bisa dikata telat, karena tahunnya lalu rada tua

Pamanku terbilang sukses karena dalam bisnisnya lancer semua, mungkin karena pamanku sibuk ke bisnisnya sampai lupa pendamping, sudah disetujui untuk diseleksi dan dipilih wanita tapi selalu ada yang mendukung yang dari paman sendiri, meminta ini dan pada saat paman membawa wanita yang sangat cantik.




Namanya Suvii seperti dia juga cantik, tak cantik juga dia supel kepada kami, dia ikut 24 tahun dan saat ini ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu.

Kemudian kami bercakap-cakap, ternyata Suvii memang enak untuk diajak ngobrol. Dan aq melihat sepertinya pamanku tertarik sekali, karena aq tahu sepertinya tidak pernah lepas memandang wajah Suvii.

Tapi tidak demikian halnya dengan Suvii. Ia lebih sering memandangku, terutama kompilasi aq berbicara, tatapannya dalam sekali, seolah-olah dapat menembus pikiranku. Aq Mulai berpikir jangan-jangan Suvii lebih menyukaiku.

Tapi aq tidak bisa berharap banyak, soalnya bukan aq yang harus dijodohkan. Tapi aq tetap saja melihat kompilasi dia sedang berbicara, kupandangi dari ujung rambut ke kaki, rambutnya panjang seperti gadis di iklan sampo, kulitnya putih bersih, dipahami juga putih mulus, tetapi sepertinya dadanya agak rata, tapi aq tidak terlalu bergantung padanya.

  BACA     JUGA    >>>> Cerita Pemuas Nafsu Sex Bayaran Yang Sungguh Nikmat

Tidak terasa hari ini sudah mulai malam. Kemudian sebkamum mereka pulang, pamanku mentraktir mereka makan di sebuah restoran Cina di dekat Rumah di daerah Sunter. Ketika sampai di restorant tersebut, aq langsung pergi ke wc dulu karena aq sudah kebelet. Sebkamum aq menutup pintu, tiba-tiba ada yang menutup pintu tersebut. Ternyata adalah Suvii.

"Eh, ada apa Yu?"

"Enggak, aq pengen kartu nama aq, besok jangan lupa telpon aq, ada yang mau aq omongin, oke?"

"Kenapa enggak sekarang aja?"

"Jangan, ada paman kamu, pokoknya jangan lupa lupa."

Setelah acara makan malam itu, aq pun pulang ke rumah dengan seribu satu ajakan di otakku, apa yang mau diomongin sama Suvii sih. Tapi aq tidak mau berpikir panjang lagi, lagipula nanti aq bisa-susah tidur, soalnya kan besok harus masuk kerja.

Besoknya saat istirahat makan siang, aqanggilnya dan minta langsung diminta.

"Eh, apa sih yang mau kamu omongin, aq penasaran banget?"

"Eeee, penasaran ya, Ton?"

"Iya lah, ayo dong buruan!"

"Eh, lambat aja lagi, napsu amet sih kamu."

"Baru tahu yah, napsu aq emang tinggi."

“Napsu yang mana nih?” Suvii tampak memancingku.

"Napsu makan dong, aq kan bkamum pernah makan siang!"

Makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan siang, makan malam, makan siang , gratis lagi.

"Yah udah, aq cuma mau bilang bisa enggak kamu ke apartemen aq sakit ini abis pulang kerja, soalnya aq pengen ngobrol banyak sama kamu kamu."

Aq tidak habis pikir, nih orang kenapa tidak dilihat kemarin saja.

Lalu kataq, "Kenapa enggak kemarin aja bilangnya?"

“Karena aq mau kasih kejutan buat kamu.” Katanya manja.

"Ala, gitu aja pake kejutan segala, yah udah entar aq ke tempat kamu, kira-kira jam 6, alamat kamu di mana?"

Lalu Suvii Ulas, “Nih catet yah, apartment XXX (diedit), lantai XX (diedit), pintu no. XXX (diedit), jangan lupa yah! "" Oke deh, tunggu aja nanti, bye! "

"Bye-bye Ton."

Setelah telepon terputus, lalu aq mulai pikirkan apa yang akan dibicarakan, lalu pikirkan nakalku mulai bekerja. Apa yang bisa aq menyentuhnya nanti, tetapi langsung aq berpikir tentang pamanku, bagaimana jika nanti ketahuan, pasti tidak enak dengan pamanku. Lalu aq pun mulai tertanam dalam kesibukan pekerjaanku.

Tidak lama pun waktu mulai pukul 17.00, sudah berlalu nih, pikirku. Lalu aq pun mulai mengendarai motorku ke tempat. Lumayan dekat dari tempat kerjaq di Roxymas. Sesampainya di sana, aq pun langsung menaiki lift ke lantai yang diberitahukan. Begitu sampai di lantai tersebut, aq pun langsung dilihat sedang dibuka pintu ruanganya.

Langsung saja kutepuk pundaknya, "Hai, baru sampe yah, Yu .."

Suvii tersentak kaget, "Wah aq kira siapa, pake tepuk segala."

"Kamu khan terima kasih buat buat aq, jadi aq juga mesti terima kasih kejutan juga buat kamu."

Lalu ia mencubit lenganku, "Nakal kamu yah, awas nanti!"

Kujawab saja, "Siapa taqt, emang aq pikirin!"

“Ayo masuk Ton, santai aja, anggap aja rumah sendiri.” Katanya setelah pintunya terbuka.

Ketika aq masuk, aq langsung terpana dengan apa yang ada di dalamnya, kulihat temboknya berbeda dengan tembok orang-orang pada umumnya, temboknya dilukis dengan gambar-gambar pemandangan di luar negeri. Dia suka orang yang berjiwa seniman, pikirku. Apartemen hebat. Jangan-jangan ini cewek simpanan, pikirku.

Sambil aq berkeliling, Suvii berkata, "Mau minum apa Ton?"

“Apa saja lah, asal bukan racun.” Kataq bercanda.

“Oh, kalau gitu nanti aku campurin obat tidur deh.” Kata Suvii sambil tertawa.

Sementara itu sedang membuat minuman, mata tidak sengaja tertuju pada rak VCD-nya, kompilasi kulihat satu persatu, ternyata lebih banyak film yang diputar porno. Aq tidak sadar kompilasi dia sudah kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, “Ton, kalo kamu mau nonton, setel aja langsung ..!”

Aq tersentak kompilasi ia ngomong seperti itu, lalu kubilang, "Apa aq enggak salah denger nih ..?"

Lalu katanya, "Kalo kamu memang salah denger, yah aq setelin aja sekarang deh ..!"

Lalu ia pun mengambil sembarang film yang kemudian disetelnya. Wah, gila juga nih cewek, pikirku, apa ia tidak tahu kalau aq ini laki-laki, baru tahu sehari saja, sudah seberani ini.

“Duduk di sini Ton, jangan bengong aja, khan udah aq ih anggap aja rumah sendiri ..!” Kata Suvii sambil menepuk sofa yang menyuruhku duduk. Agen Ceme

Kemudian aq pun duduk dan nonton di sebelahnya, agak lama kami terdiam menyaksikan film itu, sampai akhirnya aq pun buka mulut, "Eh Yu, tadi di telpon kamu bilang mau ngomong sesuatu, apa sih yang mau kamu ngomongin ..?"

Suvii tidak langsung ngomong, tetapi ia kemudian menggenggam jemariku, aq tidak menyangka akan tindakannya itu, tetapi aq pun tidak berusaha untuk melepaskannya.

Agak lama kemudian baru ia ngomong, perlahan sekali, “Kamu tau Ton, sejak kemarin bertemu, kayaknya aq diterima pengen menatap kamu terus, ngobrol terus. Ton, aq suka sama kamu. ”

"Tapi khan kemarin kamu dikenalkan ke Paman aq, apa kamu enggak mau kalo kamu itu dijodohin ke Paman aq, apa kamu enggak lihat reaksi Paman aq ke kamu ..?"

“Iya, tapi aq enggak mau dijodohin sama Paman kamu, soalnya umurnya aja beda jauh, aq pikir-pikir, kenapa hari itu kamu bisa kamu aja yang dijodohin ke aq ..?” Kata Suvii sambil mendesah. 

Aq pun menjawab, "Aq sebenarnya juga suka sama kamu, tapi aq enggak enak sama Paman aq, entar dikiranya aq kurang ajar sama yang lebih tua."

Suvii diam saja, demikian juga aq, sementara itu film semakin panas, tapi Suvii tidak melepaskan genggamannya.

Lalu otak tidak sadar Otak mulai bekerja, soalnya kupikir sekarang tidak ada orang lain ini. Lalu mulai kuusap-usap perubahan, lalu ia menoleh padaq, kutatap mata dalam-dalam, sambil berkata pelan-pelan,

Ia tidak menjawab, tapi memejamkan pita. Kupikir ini dimulai, lalu pelan-pelan kukecup bibirnya sambil lidahku menerobos bertemu lidahnya. Suvii pun lalu membalasnya sambil memkamukku erat-erat.

Tanganku tidak tinggal diam untuk meraba-raba buah dadanya, agaknya juga besar, meski tidak sebesar punyanya bintang film porno. Suvii menggeliat seperti cacing kepanasan, mendesah-desah menikmati rangsangan yang diterima pada buah dadanya.

Kemudian, mulai kembali satu persatu kancing bajunya, lalu kuremas-remas pSuviidara yang masih terbungkus BRA itu.

"Aaaaahhh, buka aja BH-nya Ton, cepat .., oohh ..!"

Kucari-cari pengaitnya di belakang, lalu kubuka. Wah, ternyata lumayan juga, masih padat dan kencang, Tetap tidak begitu besar. Langsung kusedot-sedot putingnya seperti anak bayi kehausan.

"Esshh .. ouww .. aduhh .. Ton .. nikmat sekali lidahmu .., teruss ..!"

Setelah bosan dengan pSuviidaranya, lalu kubuka skamuruh pakaiannya hingga bugil total. Ia juga tidak mau kalah, lalu melepaskan semua yang kukenakan. Untuk sesaat kami saling berpandangan mengagumi keindahan masing-masing. Lalu ia menarik tanganku menuju kamarnya, tapi melepaskan tangan memegang lalu menggendongnya dengan tangan kedua.

“Aouww Ton, kamu romantis sekali ..!” Katanya sambil menggelSuviit manja melingkari leherku.

Kemudian kuletakkan Suvii pelan-pelan di atas ranjangnya, lalu aq menindih mengandalkan dari atas, untuk sesaat mulut kami saling memagut dengan mesranya sambil berpkamukan erat. Lalu mulutku mulai turun ke buah dadanya, kujilat-jilat dengan lembut, Suvii mendesah-desah nikmat. Tidak lama bermain di dadanya, mulutku pelan-pelan mulai menjilati turun ke perutnya, Suvii menggeliat kegelian.

"Aduh Ton, kamu ngerjain aq yah, awas kamu nanti ..!"

“Tapi kamu suka khan? Geli-geli nikmat ..! ”

“Udah ah, jilati aja memek aq Ton ..!”

“Oke boss .., siap laksanakan perintah ..!”

Langsung saja kubuka paha lebar-lebar, tanpa menunggu lagi langsung saja kujilat-jilat klitorisnya yang berjumlah kacang kedele. Suvii menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan pembohong seakan-tidak akan kalah dengan permainan lidahku ini.

"Oohh esshhh aaouuw uuhh teeruss .., lebih dalemm, oohhh .. nikmat sekali ..!"

Agak lama juga bermain di klitorisnya sampai-sampai terlihat banjir di sekitar vaginanya.

"Ton, masukkin aja titit kamu ke lobang aq, aq udah enggak tahan lagi ..!"

Dengan segera kuposisikan diriku untuk menembus gairahnya, tapi kompilasi kutekan ujung penisku, ternyata tidak mau masuk. Aq baru tahu ternyata dia masih perawan.

"Suvii, apa kamu tidak menyesal perawan kamu aq tembus ..?"

"Ton, aq rela jika kamu yang ngambil perawan aq, bagi aq di dunia ini gratis ada kita berdua aja."

Tanpa ragu-ragu lagi langsung kutusuk penisku dengan kuat, rasanya seperti ada sesuatu yang robek, mungkin itu perawannya, pikirku.

“Aduh sakit Ton, tahan dulu ..!” Katanya tahan sakit.

Aq pun diam sebentar, lalu kucium mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya. Beberapa menit kemudian ia terangsang lagi, lalu tanpa buang waktu lagi kutekan pantatku jadi batang kemaluanku masuk semuanya ke lubangnya.

“Pelan-pelan Ton, masih sakit nih ..!” Katanya meringis.

Kugoyangkan pinggulku pelan-pelan, lama kelamaan kulihat dia mulai terangsang lagi. Lalu Gerakanku mulai kupercepat sambil menyedot-nyedot puting susunya. Kulihat Suvii sangat menikmati sekali permainan ini.

Tidak lama kemudian ia mengejang, "Ton, aa .. aqu .. mau kkamuarr .., teruss .. terus .., aahh ..!"

Aq pun mulai merasakan hal yang sama, “Yu, aq juga mau kkamuar, di dalam atau di luar ..?”

“Kkamuarin di dalem aja Sayang… ohhh .. aahh ..!” Katanya sambil kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan pantatnya.

Tiba-tiba dia menjerit histeris, "Oohh ... sshh ... sshh ... sshh ..."

Ternyata dia sudah kkamuar, aq terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga dasar liang senggamanya.

"Sshh .. aahh .." dan, "Aagghh .. crett .. crett .. creet ..!"

Kutekan pantatku sampai batang kejantananku menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan kkamuarlah spermaq ke dalam liang surganya.

Saat terakhir air maniku kkamuar, aq pun selamat lemas. Bagaimana pun dalam lemas, tidak bisa batang batangku dari liangnya, disetujui lagi kedua pahanya hingga dengan jelas aq dapat melihat bagaimana rudalku masuk ke dalam sarangnya yang diminta oleh bulu mantelnya yang ingin. Kubelai bulu-bulu itu sambil sesekali berkumpul klitorisnya.

“Sshh .. aahh ..!” Hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlaqanku itu.

Setelah itu kami berdua sama-sama lemas. Kami saling berpkamukan selama kira-kira satu jam sambil meraba-raba.

Lalu ia berkata kepadaq, "Ton, mudah-bisa kita bicara seperti ini Ton, aq sangat sayang pada kamu."

Aq diam sebentar, lalu kubilang begini, "Aq juga sayang kamu, tapi kamu mesti janji tidak bisa meladeni paman aq kalo dia nyari-nyari kamu."

"Oke bossss, siap laksanakan permintaan ..!" Katanya sambil memkamukku lebih erat.

Sejak saat itu, kami menjadi sangat lengket, setiap malam minggu selalu kami bertingkah seperti suami istri. Tidak hanya di apartmentnya, kadang aq datang ke tempat pertemuan dan melaqkannya bersama di WC, tentu saja setelah semua orang sudah pulang.

Kadang ia juga ke tempat kerja untuk meminta jatahnya. Katanya pamanku sudah tidak pernah mencarinya lagi, soalnya setiap kali Suvii ditelpon, yang menjawabnya adalah mesin penjawabnya, lalu tak pernah dibalas Suvii, mungkin sudah pamanku jadi semakin sendiri.

Aq Dengan Calon Istri Pamanku sering jalan-jalan ke Mal-Mal, belum pernah bertemu dengan pamanku itu. Sampai saat ini aq masih jalan bersama, tapi kompilasi kutanya sampai kapan saja begini, ia tidak menjawabnya. Aq ingin sekali menikahinya, tapi sepertinya ia bukan tipe cewek yang ingin punya kkamuarga. Tapi lama-lama kupikir, tidak apalah, yang penting juga bisa enak. ....

No comments:

Post a Comment